Pemanfaatan Energi Bersih di Istana Negara Menggunakan Gas Bumi Subholding Gas Pertamina

PT Pertamina (Persero) telah berkomitmen memperluas pemanfaatan gas bumi sebagai energi yang ramah lingkungan dan aman di berbagai sektor. Melalui kerjasama dengan PT PGN TBk selaku Subholding Gas, mereka telah melayani kebutuhan gas bumi di Kantin Kementerian Sekretariat Negara RI tahun lalu. Kemudian pada bulan Maret 2022, Pertamina kembali melaksanakan pemanfaatan energi bersih di Istana Negara Bogor.

Baca juga: MRT Jakarta Merubah Jam Operasionalnya, Berikut Informasi Terbaru

Area Head PGN (Perusahaan Gas Negara) Jakarta Sheila Merlianty mengatakan bahwa proses pemakaian gas bumi dapat berjalan lancar dengan harapan terus berlanjut dan menjadi contoh bagi publik. Selain area dapur, pemanfaatan energi bersih di Istana Negara Bogor juga direncanakan akan diperluas ke pemanas atau pencuci pakaian berskala besar. Sheila berharap kedepannya nanti pelanggan gas bumi terus meningkat seiring dengan pengembangan infrastruktur di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Kini Pakai Gas Bumi, Pemanfaatan Energi Bersih di Istana Patut Dicontoh

Pemanfaatan Energi Bersih di Istana Negara Menggunakan Gas Bumi Subholding Gas Pertamina_Kini Pakai Gas Bumi, Pemanfaatan Energi Bersih di Istana Patut Dicontoh
Pemanfaatan Energi Bersih di Istana Negara Menggunakan Gas Bumi Subholding Gas Pertamina_Kini Pakai Gas Bumi, Pemanfaatan Energi Bersih di Istana Patut Dicontoh

Tahukah Anda bahwa saat ini banyak negara yang sedang melakukan transisi energi bersih? Dalam rangka mengurangi berbagai resiko kerusakan lingkungan dan pemanasan global, pemerintah Indonesia pun turut mengambil peran. Bersama dengan Perusahaan Gas Negara (PGN), pemerintah mulai memberikan contoh pemanfaatan energi bersih kepada masyarakat dengan menjadikan gas bumi sebagai bahan bakar dapur.

Perlu diketahui bahwa energi bersih memiliki resiko rendah baik dari segi lingkungan, kesehatan dan sosial. Energi bersih sering disebut sebagai energi terbarukan, karena membantu mengurangi dampak negatif yang selama ini ditimbulkan oleh penggunaan energi fosil. Percepatan transisi energi bersih juga masuk dalam pokok pembahasan KTT G20 di Bali.

Banyak negara mendukung pendanaan energi bersih di acara tersebut. Diantaranya ada Italia, India, Amerika Serikat, Perancis, Jepang, Korea Selatan, Brazil, Turki, dan Indonesia termasuk salah satunya. Pendanaan energi bersih terbagi menjadi dua jenis, secara bersyarat dan tidak bersyarat.  Pendanaan bersih bersyarat artinya mendukung implementasi bahan bakar yang mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Transisi energi fosil dilakukan secara bertahap, contohnya komitmen terhadap kendaraan listrik namun sumber tenaga listrik yang dipakai adalah gas atau batu bara. Sementara untuk pendanaan energi bersih tidak bersyarat memiliki arti pendanaan yang mendukung konsumsi dan produksi energi yang berdampak kecil terhadap lingkungan atau rendah karbon.

Selain pemanfaatan energi bersih di Istana Negara, gas bumi juga dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sampai saat ini, PGN Area Jakarta telah melayani 15.332 pelanggan rumah tangga, 148 pelanggan kecil, dan 268 pelanggan komersial industri mulai dari restoran, hotel, dan mal. PGN memiliki contact center yang dapat dihubungi selama 24 jam jika ada yang membutuhkan bantuan darurat.

Sederet Keuntungan Menggunakan Gas Bumi

Pemerintah terus mendorong pembangunan jaringan gas untuk menggantikan energi yang digunakan saat ini seperti listrik dan LPG. Penggunaan gas bumi diklaim lebih hemat karena dijual dengan harga lebih murah dari LPG. Sementara untuk kompor listrik mengharuskan masyarakat mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli peralatan masak yang sesuai dengan karakter kompor tersebut.

Gas bumi juga dinilai lebih baik dari sisi keamanan. Kemungkinan terjadinya bocor sangat kecil karena pemasangan yang memakai pipa. Walaupun terjadi kebocoran, gas alam tidak terlalu menimbulkan ledakan karena tekanannya tidak besar. Selain itu, berat jenis gas bumi lebih ringan dari udara, tidak mengendap di bawah ruangan tertutup sehingga mengurangi resiko berbahaya saat muncul percikan api.  

Pemerintah telah berkomitmen memberikan akses energi yang lebih mudah, murah dan ramah lingkungan untuk masyarakat. Menteri ESDM Ignasius Jonan memaparkan keunggulan bahan bakar rumah tangga dari gas bumi yang dapat digunakan terus menerus karena tidak terbatas pada tempat penyimpanan seperti LPG.

Gas bumi tergolong gas bertekanan tinggi sehingga memasak jauh lebih cepat dan hemat. Pasokan gas terhubung instalasi pipa PGN, jadi lebih praktis tanpa perlu khawatir kehabisan gas saat dibutuhkan. Jika masyarakat beralih menggunakan gas bumi maka hal ini dapat mengurangi impor penggunaan LPG dalam negeri. Aplikasi gas Bumi bukan cuma untuk memasak, tetapi juga untuk berbagai perangkat yang membutuhkan pembakaran gas. Seperti penghangat ruangan, pengering pakaian dan pemanas air.

Kembali ke masalah pemanfaatan energi bersih di Istana Negara Bogor menggunakan gas bumi memiliki karakter yang ramah lingkungan. Hasil pembakaran bahan bakar dapat mengurangi emisi karbondioksida karena disalurkan dengan tekanan sangat rendah, yakni dibawah 100 mbar. Namun dibalik kelebihan ini terdapat kekurangan pada biaya pembangunan jaringan gas yang sangat mahal. Dengan biaya yang mahal, akses untuk penggunaan rumah tangga di desa jadi lebih sulit dan lumayan memakan waktu.

Selain Gas Bumi, Berikut Beberapa Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia

Pemanfaatan Energi Bersih di Istana Negara Menggunakan Gas Bumi Subholding Gas Pertamina_Selain Gas Bumi, Berikut Beberapa Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia
Pemanfaatan Energi Bersih di Istana Negara Menggunakan Gas Bumi Subholding Gas Pertamina_Selain Gas Bumi, Berikut Beberapa Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia

Masalah energi bersih kini memang menjadi perhatian dunia. Tidak terkecuali negara Indonesia yang merasakan sendiri bagaimana dampak perubahan iklim bumi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan energi fosil seiring dengan peningkatan kegiatan ekonomi. Namun disisi lain cadangan energi fosil terus menyusut, khususnya gas alam dan minyak bumi.

Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan energi tersebut, sehingga harus menemukan potensi energi baru yang lebih ramah lingkungan. Publik juga menunggu kebijakan penggunaan energi bersih secara masif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Transmisi bahan bakar fosil ke energi terbarukan adalah langkah yang perlu diambil sebagai bentuk tanggung jawab atas perubahan iklim.

Secara global sektor listrik telah membuat kemajuan besar, dimana banyak negara sudah menggunakan pembangkit tenaga listrik yang bersumber dari energi terbarukan. Contohnya energi surya, mikrohidro, angin, limbah, dan bioenergi. Namun terlepas dari laju pengurangan biaya dan inovasi yang cepat baru-baru ini, energi bersih masih harus bersaing dengan energi tinggi karbon.

Indonesia berkomitmen mengurangi emisi dengan pemanfaatan energi bersih melalui sektor kehutanan, proses industri dan penggunaan produk, limbah, energi termasuk transportasi, dan pertanian. Komitmen tersebut diperkuat oleh UU No. 16 tahun 2016. Sampai tahun 2019, dilaporkan bahwa Indonesia masih terlalu bergantung pada bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik.

Penggunaan energi bersih atau terbarukan belum dimaksimalkan, namun sedikit lebih tinggi dibandingkan 10 tahun sebelumnya. Tak dipungkiri bahwa kondisi ini disebabkan oleh kebutuhan energi listrik yang terus naik setiap tahun di berbagai sektor pengguna. Padahal Indonesia memiliki potensi besar sebagai pengembang energi terbarukan dengan memanfaatkan kekayaan alamnya.  

Transisi Indonesia menuju energi bersih diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan pekerjaan baru. Meskipun saat ini pemanfaatannya masih di bawah potensi tersebut. Mungkin baru akan terwujud secara perlahan dalam waktu 10 tahun, 20 tahun atau bisa lebih. Semoga ada strategi jitu dari pemerintah yang dapat mempercepat pemanfaatan energi bersih sebagai pasokan bahan bakar di Indonesia.

Pemanfaatan Energi Bersih di Perkotaan

Daerah perkotaan menjadi penyumbang konsumsi energi final global yang cukup besar. Bertanggung jawab terhadap 75% emisi karbon global, maka dari itu perlu segera memanfaatkan energi bersih yang ada saat ini. Pemerintah sendiri telah memasang, membeli, atau menggunakan energi bersih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Beberapa waktu mendatang mungkin akan berkembang ke arah bangunan dan transportasi.

Penggunaan bahan bakar fosil berpolusi tinggi rencananya akan sedikit demi sedikit dikurangi untuk menciptakan udara yang lebih bersih di perkotaan. Secara global, kota di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara lain. Saat ini hanya ada 2 kota di Indonesia yang berkomitmen mencapai target Net Zero Emission, yakni Jakarta dan Balikpapan. Menyusul beberapa kota lainnya yang mulai gencar memanfaatkan energi bersih seperti kota Malang, Yogyakarta, dan lombok utara.

Jakarta menjadi juara di Indonesia dengan target dan kebijakan energi bersih terbanyak. Melalui instruksi Gubernur nomor 66 tahun 2019, Jakarta telah mengamanatkan pemasangan panel surya pada 234 sekolah negeri dan 20 gedung pemerintah. Pada tahun 2030 mendatang ada rencana untuk melakukan pengadaan bus tanpa emisi. Semoga kota-kota lain di Indonesia dapat meniru kebijakan ini.

Baca juga: Perbedaan Antara iPhone 13 Pro VS 13 Pro Max, Dari Segi Spesifikasi dan Harga

Sekian informasi tentang pemanfaatan energi bersih di istana negara yang dapat menjadi contoh baik bagi publik. Diharapkan masyarakat menjadi lebih sadar pentingnya penggunaan bahan bakar ramah lingkungan untuk mengurangi dampak pemanasan global.  

Show More

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button